PERCAYA atau
 tidak, setiap tahun tubuh kita - kecuali yang bertambah gemuk - dijamin
 akan lebih ringan sekitar kurang lebih 794 per sejuta gram dibandingkan
 dengan tahun sebelumnya. Dulu, pada tahun 1665 apel Newton perlu waktu 
satu detik untuk jatuh menyentuh tanah. Bila hal itu dilakukan sekarang,
 dipastikan butuh waktu lebih lama kira-kira 20 per semiliar detik. 
Seiring dengan berjalannya waktu jarak antara tempat kita dan kediaman 
teman kita yang berada disisi balik bumi akan semakin jauh dengan 
pertambahan kurang lebih seperlima puluh inci atau 0,5 mm.
Diduga
 kuat fenomena-fenomena perubahan yang berdimensi amat kecil setiap 
kasus itu saling berhubungan. Kisah keterkaitan berbagai aspek alam 
tersebut dimulai tahun 1930 ketika para astronom memeriksa kembali 
sejumlah pengamatan yang dilakukan beberapa abad lalu. Mereka sungguh 
terkejut ketika mengetahui bahwa waktu telah mengalami "pertumbuhan" 
konstan sehingga satu hari menjadi lebih lama. Dalam seabad panjang 
waktu dalam sehari bertambah sekitar seperlima detik.
Pendapat
 tersebut dikuatkan oleh para palaentolog, peneliti kehidupan fosil. 
Menurut mereka berdasarkan pola tumbuh koral sekitar 400 juta tahun 
lalu, satu tahun pada saat itu terdiri atas 400 hari, bukan 365 hari 
seperti sekarang. kesimpulannya, saat itu bumi berputar pada porosnya 
dengan lebih cepat, sehingga satu hari menjadi lebih singkat.
Melihat
 fenomena ini, para ahli matematika mempertimbangkan adanya pengaruh 
faktor tarikan gravitasi bulan terhadap bumi sehingga memperlambat 
rotasi bumi. Sayangnya, hasil kalkulasi mereka belum memuaskan.
Untunglah
 ada fisikawan Inggris Paul Dirac, yang pada tahun 1938 menyimpulkan, 
semakin tua bumi semakin lemah pula kekuatan gravitasinya. Namun, 
pengamatan Dirac tak terlalu diacuhkan orang sampai tahun 1970 ketika 
ditemukan segunung bukti bahwa ukuran mula-mula bumi hanyalah 80% dari 
ukurannya sekarang. Kesimpulan yang sulit dielakkan karena gravitasi 
adalah kekuatan yang menyatukan bumi, melemahnya kekuatan tersebut 
membuat bumi membesar dengan rotasi yang juga melambat.
Lalu
 orang pun mulai berteori bahwa dulu benua-benua yang ada sekarang 
sesungguhnya menyatu menutupi seluruh permukaan bola dunia dan berada 
dibawah permukaan air. Karena bola dunia membesar, permukaannya retak 
dan potongan-potongannya saling terpisah. Air mengisi celah-celah, 
membentuk lautan-lautan.
Ketika
 dilakukan kalkulasi yang sama terhadap seluruh alam semesta, ternyata 
tingkat kecepatan mengembangnya bumi mendekati angka perkiraan 
berdasarkan pengamatan. Berdasarkan perhitungan terhadap sistem tata 
surya pada periode satu miliar tahun pertama, saat tersusunnya awal 
kehidupan, temperatur bumi mencapai 100 derajat celcius. Terlalu tinggi 
untuk menyokong kehidupan !
Namun,
 astronom Inggris Sir Fred Hoyle mampu menjelaskan dalam masa satu 
miliar satu tahun pertama tersebut yang ada baru bentuk kehidupan yang 
menyerupai bakteri modern, di antaranya ada yang dapat berkembang biak 
pada suhu  100 derajat celcius. Pada miliar tahun berikutnya, temperatur
 bumi sudah turun. Saat itu muncul ganggang hijau-biru yang dapat 
mentoleransi temperatur setinggi 71 derajat celcius; sedangkan pada 
miliar tahun selanjutnya mulai lahir jamur dan jenis-jenis ganggang lain
 yang dapat bertahan pada temperatur 60 derajat celcius. Pada miliar 
tahun terakhir dengan suhu bumi yang kurang dari 49 derajat celcius 
terbentuklah binatang dan tanaman multi sel yang tumbuh dengan subur 
pada temperatur rendah.
Source : Majalah Intisari, No.402 - Januari 1997
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar